Silinder merupakan tempat
terjadinya pembakaran pada motor bakar dalam ( internal combustion engine) (Jacobs and Harrell, 1983). Pada silinder berlaku hukum Boyle dan hukum
Gay Lussac. Pada silinder, terjadi
perubahan bentuk tenaga, yang semula adalah tenaga kimia (pada bahan bakar),
kemudian dirubah menjadi tenaga panas (pada saat proses pembakaran), yang
akhirnya dirubah menjadi tenaga mekanik (yaitu terjadinya putaran poros
engkol).
Berlakunya hukum Boyle pada
silinder, karena proses terjadi pada ruang tertutup. Berdasarkan hukum Boyle, pada ruang tertutup,
maka perkalian dari tekanan dan volume adalah tetap, asalkan suhunya
tetap. Sedangkan hukum Gay Lussac
berlaku pada kondisi terjadinya kenaikan suhu.
Hukum Boyle :
P .
V = konstan
..................................................... (1)
atau dapat ditulis :
P1 . V1 =
P2 . V2
......................................... (2)
dengan P adalah tekanan dan V adalah volume.
Persamaan (1) dan (2) tersebut berlaku dengan syarat suhu ruangan adalah
konstan (artinya tidak berubah nilainya).
Hukum Gay Lussac :
P1 /
P2 = T1
/ T2 ..........................................
(3)
atau dapat ditulis :
P2 =
(T2 / T1
) P1 ............................................
(4)
dengan P adalah tekanan dan T adalah suhu. Persamaan (3) atau (4) berlaku setelah terjadi
proses pembakaran pada silinder motor letup (misalnya motor bensin).
Pada motor letup (atau motor
eksplosi) (misalnya motor bensin), pembakaran terjadi pada waktu yang
singkat. Suhu tinggi untuk memulai
terjadinya pembakaran tersebut dihasilkan dari elektroda busi. Sesuai dengan namanya, motor letup atau motor
letusan, dikarenakan pembakaran terjadi cepat sekali. Pembakaran pada silinder ini terjadi pada
saat torak berada di Titik Mati Atas
(TMA).
Ada istilah perbandingan
kompresi (compression ratio), yaitu
perbandingan volume silinder pada saat torak berada pada Titik Mati Bawah (TMB)
terhadap volume silinder pada saat torak
berada di TMA.
Pada motor bensin, fluida yang
dikompresi (atau ditekan) pada silinder adalah campuran bahan bakar dan udara. Pada motor diesel, yang masuk ke silinder
melalui saluran pemasukan (atau saluran hisap) adalah udara murni, jadi pada
motor diesel tersebut, yang ditekan (atau dikompresi) juga hanya udara murni.
Pada motor diesel, kompresi
yang dilakukan pada silinder dilakukan agar menghasilkan suhu yang cukup tinggi
untuk memulai pembakaran. Proses
pembakaran pada silinder motor diesel terjadi setelah bahan bakar dimasukkan
(atau disemprotkan) ke dalam silinder (melalui nozzle).
Secara umum, tujuan
kompresi adalah untuk mempertinggi rendemen panas (thermal efficiency). Rendemen panas merupakan hasil bagi dari daya
mekanis yang dihasilkan pada silinder, dengan daya kimia yang terkandung pada
bahan bakar. Nilai compression ratio untuk motor diesel adalah 18 : 1, sedangkan untuk
motor bensin adalah 8 : 1 (Wanders, 1978). Perbandingan kompresi motor diesel
pada umumnya berkisar antara 12 dan 20 (Arismunandar dan Tsuda, 1986).
Pada motor diesel, tekanan
pada silinder dapat mencapai 30 kg/cm2,
dan temperatur pada silinder dapat
mencapai 550 oC (Arismunandar dan Tsuda, 1986).
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W. dan K. Tsuda. 1986. Motor Diesel Putaran Tinggi. Cetakan Keenam. PT Pradnya Paramita. Jakarta.
Jacobs, Clinton
O. and William R. Harrell. 1983. Agricultural
Power and Machinery. McGraw-Hill, Inc., United States of America.
Wanders, A. A.
1978. Pengukuran Enersi dalam
Strategi Mekanisasi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor dan Landbouw Hogeschool Wageningen. Departemen Mekanisasi Pertanian. FATEMETA. IPB. Bogor. hal. 33 – 42.
Your Affiliate Money Printing Machine is ready -
BalasHapusAnd earning money online using it is as simple as 1--2--3!
Here is how it all works...
STEP 1. Choose affiliate products you intend to promote
STEP 2. Add PUSH BUTTON TRAFFIC (this ONLY takes 2 minutes)
STEP 3. Watch the system grow your list and upsell your affiliate products for you!
Are you ready to start making money??
Your MONEY MAKING affiliate solution is RIGHT HERE