Cara kerja common rail layaknya seperti konsep hidup bersama. Dalam hal ini, semua injektor yang bertugas memasok solar langsung ke dalam mesin, menggunakan satu wadah atau rel yang sama dari Pompa Injector. Caranya sama dengan yang digunakan pada sistem injeksi bensin. Sedangkan mesin diesel konvensional, setiap injektor memiliki pasokan solar sendiri-sendiri langsung dari pompa injeksi. (perhatikan skema)
Tekanan bahan bakar dalam rel sangat tinggi.
Sekarang, yaitu common rail generasi ke-3, tekananya sudah mencapai 1800 bar.
Kalau dikonversi ke PSI yang masih digunakan sekarang menjadi 26.100 PSI.
Bandingkan dengan tekanan ban 30 PSI. Atau tabung elpiji 25 bar dan CNG 200
bar. Dengan tekanan setinggi tersebut, pengabutan yang dihasilkan tentu saja
semakin bagus. Pembakaran yang dihasil menjadi lebih dan kerja mesin makin
efisien dan lebih terlihat minim asap hitam ketimbang mesin Diesel Jadul
Sesuai dengan perkembangan mesin Diesel, Para
ahli mngembangkan sistem yang paling mutakhir pada mesin Diesel yakni yang
dikenal dengan CRDI (Common Rail Direct Injection) dengan kapasitas mesin
2000cc 16 katup segaris memuntahkan tenaga 150 Daya Kuda pada kitiran 4000 Rpm
dengan torsi max 320 Nm pada kitiran 2000 Rpm Wow! fantastis! tenaga besar
namun efisien.
Nozzle Injection Bagian ini menerima bahan bakar
bertekanan tinggi dan menginjeksikannya ke dalam ruang pembakaran. Saat tekanan
bahan bakar yang dipompakan oleh pompa injeksi menjadi lebih besar daripada
beban pegas tekanan, maka tenaganya mendorong jarum nozzle ke atas. Hal ini
menyebabkan pegas tekanan menjadi mampat dan bahan bakar diinjeksikan ke ruang
pembakaran. Tekanan injeksi dapat disetel dengan cara membedakan ketebalan shim
penyetel, yang secara efektif mengubah beban pada pegas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar