Beberapa Produk Olahan Daging
Sosis
Sosis atau sausage berasal dari bahasa latin salsulus yang berarti digarami.
Jadi sosis sebenarnya merupakan daging yang diolah melalui proses penggaraman.
Berdasarkan prosedurnya, sosis merupakan makanan yang dibuat dari daging (atau
ikan) yang digiling dan dibumbui dan kemudian dimasukkan ke dalam selongsong
bulat panjang. Selongsong dapat berupa usus sapi ataupun buatan. Proses
pembuatan sosis melalui beberapa tahap, yaitu curing, pembuatan adonan,
pengisian selongsong, pengasapan (untuk sosis asap) dan perebusan.
Bakso
Bakso merupakan produk olahan daging yang populer di kalangan
masyarakat Indonesia. Tahapan pembuatannya meliputi curing (bila diperlukan),
penggilingan, pembuatan adonan, pembentukan bulatan dan perebusan hingga
bulatan bakso mengapung. Bahan-bahan yang digunakan adalah daging, tepung,
STPP, garam dan bumbu-bumbu.
Kornet
Kornet adalah bahan olahan daging yang diawetkan. Pembuatannya
merupakan campuran dengan bumbu-bumbu, garam dan nitrit. Prosesnya adalah
curing, penggilingan, pembumbuan, pengalengan dan sterilisasi.
Abon
Abon merupakan produk olahan daging dengan cara disuwir. Prosesnya:
daging direbus hingga empuk kemudian dipuku-pukul dan disuwir-suwir. Tambahkan
bumbu-bumbu yang telah dihaluskan . Tambahkan santan dan direbus dalam pada
api yang kecil hingga agak kering. Kemudian ditumbuk hingga hancur.
Dendeng
Dendeng merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia. Dendeng
termasuk makanan semi-basah, yaitu mengandung kadar air antara 15 – 50%.
Dendeng juga merupakan produk olahan daging yang diproses secara kombinasi
antara curing dan pengeringan. Dendeng ada dua jenis, yaitu dendeng iris dan
dendeng giling.
Dendeng iris dibuat dengan mengiris dendeng kira-kira setebal 3 mm
kemudian dicampurkan dengan bumbu-bumbu dan curing selama satu malam.
Kemudian dendeng dijemur hingga kering. Pengeringan bisa dilakukan dengan
menggunakan oven.
Pembuatan dendeng giling adalah diawali dengan menggiling daging yang
kemudian dicampur dengan bumbu-bumbu. Selanjutnya dibentuk lembaranlembaran
dengan ketebalan lebih kurang 3 mm.
Nugget
Nugget biasanya dibuat dari daging ayam tetapi semua daging bisa dibuat
nugget. Bahan untuk membuat nugget adalah daging, garam, bumbu-bumbu,
tepung, kuning telur, bisa ditambahkan susu full cream dan lain-lain.
Proses pembuatannya meliputi tahap penggilingan daging, pembentukan
adonan (campur dengan bumbu dan bahan lainnya), pencetakan dan dikukus selama
45 menit, pemotongan, pelapisan dan penggorengan.
Lain-lain Produk
Selain yang telah disebut di atas, masih banyak produk-produk olahan daging
lainnya baik yang tradisional Indonesia maupun manca negara dan yang modern.
Beberapa diantaranya adalah Sate, Rendang (Indonesia), Jerky (Amerika), Charqui
(Brazil), Biltong, (Afrika), dan lain-lain.
Hasil Ternak (produk)Hasil Ternak (produk)
Minggu, 02 September 2012
Peran Teknologi Dalam Ketahan Pangan
Peran Teknologi Dalam Ketahan Pangan
Peran
Teknologi Produktivitas Organik Dalam Menunjang Ketahanan Pangan
Subsidi teknologi
yang menjadi bagian penting dari upaya menciptakan ketahanan pangan yang
tangguh, harus mengutamakan teknologi produktivitas yang ramah lingkungan. Teknologi
tersebut harus telah terbukti memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan
produktivitas dan teruji bukan hanya untuk meningkatkan produktivitas tanaman
pangan tetapi juga mampu menjaga kelestarian produksi dan ramah lingkungan.
Disamping itu teknologi yang diterapkan harus bersifat sederhana, mudah
dimengerti dan dilaksanakan petani sehingga dapat diterapkan di lapangan secara
utuh dan memiliki kawalan/pendampingan di lapangan untuk menjamin
keberhasilannya.
Sebagai contoh
teknologi pupuk hayati Bio P 2000 Z yang diramu dari kumpulan mikro-organisme
indegenus terseleksi bersifat unggul berguna yang dikondisikan agar dapat hidup
harmonis bersama saling bersinergi dengan kultur mikro-organisme komersial
serta dibekali nutrisi dan unsur hara mikro dan makro yang berguna bagi mikroba
dan komoditas budidaya. Sekumpulan mikro-organisme unggul berguna dikemas dalam
pupuk hayati Bio Perforasi terdiri dari dekomposer
(Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut mineral dan phospat, fiksasi nitrogen,
Autotrop (fotosintesis) dan mikroba fermentasi serta mikroba penghubung
(seperti Mycorrhiza) yang bekerja bersinergi dan nutrisi bahan organik
sederhana, seperti senyawa protein/peptida, karbohidrat, lipida, Vitamin,
senyawa sekunder, enzim dan hormon; serta unsur hara makro: N, P, K, S, Ca, dan
lainnya berkombinasi dengan hara mikro: seperti Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo, Cl,
B, Cu, yang semua unsur yang disebut di atas diproses melalui cara fermentasi.
Bio Perforasi secara
komprehenship membentuk dan mengkondisikan keseimbangan
ekologis alamiah melalui sekumpulan jasa mikro-organisme unggul berguna
yang dikondisikan, bersinergi dengan
mikroba alami indogenus dan nutrisi; dan dengan menggunakan prinsip “mem-bioperforasi“ secara alami oleh zat
inorganik, organik dan biotik pada mahluk hidup (seperti tanaman) sehingga memacu
dan/atau mengendalikan pertumbuhan dan produksinya. Ternyata dengan sistem
demikian masalah tersumbatnya produksi komoditi pertanian dapat dipecahkan
(Mashar, 2000).
Melalui jasa
mikro-organisme unggul yang sebelumnya telah dikondisikan terhadap lingkungan
tumbuh kembang tanaman serta dibekali nutrisi dan unsur hara, faktor pembatas produksi
dan kendala tumbuh asal tanah dan lingkungan dapat direndam sehingga tanaman
dapat dipacu berproduksi tanpa menggangu hasil rekayasa konstelasi genetik yang
telah dimiliki tanaman sebelumnya. Hal ini seiring dengan tujuan meningkatkan
produktivitas hasil dari tanaman varietas unggul yang memiliki potensi genetik
tinggi seperti padi Hibrida, PTB dan padi unggul lain yang akan dikembangkan
untuk daerah-daerah kritis lebak rentan cekaman kesuburan tanah yang labil.
Seperti daerah transmigrasi Penggunaan mikroba Bio P 2000 Z secara teratur dan
sesuai anjuran ternyata mampu mendongkrak potensi produksi tanaman yang
bersangkutan melebihi referensi Genetik yang dimilikinya dan cekaman anasir
penghambat dalam tanah.
Keunggulan penerapan teknologi Bio Perforasi pada padi
adalah meningkatnya produktivitas dan kualitas beras. Pada padi unggul nasional
memacu bertambahnya anakan produktif rata-rata 19 – 35 anakan dan kuatnya perakaran
(gambar A), tahan rebah dan serangan penggerek batang; malai lebih besar
(berisi) sehingga dibanding tanpa Bio P2000Z pada volume gabah kering giling
(GKG) yang sama rendemen meningkat 30% - 40%. Karena proses keseimbangan hara
ini beras lebih jernih dan tidak mudah remuk/patah saat digiling.
Peran Teknologi Dalam Ketahan Pangan
Peran Teknologi Dalam Ketahan Pangan
Langganan:
Postingan (Atom)