Jumat, 01 Maret 2013

Proses Pengolahan Tebu menjadi Gula Kristal Putih


1.Panen Tebu
Umur panen tebu mulai dari saat penanaman sampai dengan siap penen adalah 12 bulan. Tebu dipenen dengan cara memotong batang tebu dibagian bawah dan atas. Tebu yang berkualitas baik untuk pembuatan gula harus dijaga saat pemanenan. Penebang secara manual, hasilnya lebih baik dibandingkan dengan mesin pamanen tebu. Penebangan meliputi seluruh bagian tebu. Bagian pucuk dan daun tebu di buang dan hanya batang tebu yang digunakan karena yang menggandung sukrosa adalah batang tebu. Setelah itu dikumpulkan dan segera dikirim ke pabrik sebelum rusak sukrosa yang terkandung karena proses kimia, mikroba,dll.  Untuk gambar tebu yang siap dipanen dapat dilihat pada Gambar 1.

 2.Setelah Panen Tebu

Setelah dipenen tebu hanya boleh dibiarkan maksimal 2x24jam, apabila dibiarkan lebih lama tebu akan menjadi asam sehingga kadar sukrosa dalam batang tebu akan semakin sedikit. Tebu yang telah siap panen langsung dangkut dengan truk dan dibawa kestasiun penerimaan bahan baku. Distasiun ini tebu ditimbang dan disortasi secara manual. Tebu yang tidak normal akan dipisahkan, secara fisik  yang termasuk sebagai tebu tidak normal adalah tebu muda, tebu kering (layu), tebu terbakar, tebu yang kotor.

3.Pengolahan Tebu
Proses pengolahan tebu menjadi gula kristal putih di pabrik gula Sei Semayang dilakukan dengan terdiri atas beberpa tahapan stasiun pengerjaan, yaitu stasiun penggilingan, stasiun pemurnian, stasiun penguapan (evaporator), stasiun pemasakan, stasiun putaran dan pengeringan.
-Penggilingan tebu
Tebu yang telah selesai disortasi dan telah melewati beberapa pengerjaan pendahuluan selanjutnya batang tebu dimasukkan kestasiun penggilingan untuk proses pemerasan nira tebu.
               Dipabrik gula Sei Semayang terdapat 5 unit gilingan yang disusun secara seri, pada satu unit gilingan terdiri dari 3 buah rol gilingan. Untuk mendapatkan perahan yang maksimal unit gilingan diseting dengan memperhatikan:
a.       Pengaturan celah jarak antara rol atas dan bawah, muka rol belakang sesuai dengan kapasitas
b.      Pengaturan kecepatan putaran rol, disesuaikan dengan kapasitas
c.       Pengaturan daya yang disuplay oleh turbin uap, semakin banyak beban yang digiling maka semakin besar pula daya yang harus disuplay
d.      Konstruksi gilingan dibuat dengan bentuk permukaan seperti V dengan maksud agar rol mempunyai daya cengkram yang kuat, serta agar diperoleh hasil perasan yang maksimal.
               Sedangkan untuk perawatan dalam masa penggilingan yang harus dilakukan antara lain adalah pelumasan metal gilingan, control air pendingin, mengamati suara dan getaran gilingan serta pada saat tertentu mengadakan pengecekan pada ukuran bukaan gilingan dan daya yang disuplay mesin uap.
            Stasiun penggilingan adalah tempat untuk mendapatkan nira dari tebu, bertujuan utamanya adalah untuk mendapatkan nira dari tebu semaksimal mungkin dengan cara menekan kehilangan hasil seminimal mungkin. Untuk itu diguanakan air ambibisi dalam proses penggilingan. Air ini ditambahkan dengan tujuan untuk mengencerkan kandungan gula dari batang tebu. Air ambibisi diperoleh dari hasil gilingan 3,4 dan 5 yang dipanaskan dengan uap samapi suhu 600C. Pada stasiun penggilingan ini tebu akan melewati 5 unit penggilingan, hasil gilingan 1 dan 2 berupak nira mentah, sedangkan hasil gilingan 3,4 dan 5 digunakan untuk air ambibisi pada penggilingan berikutnya. Selanjutnya ampas  tebu akan digunakan untuk bahan bakar ketel uap.




-Pemurnian  

Tujuan utama dari pemurnian adalah memisahkan kotoran dari nira tebu. Nira yang dihasilkan dari stasiun penggilingan tidak dapat langsung diolah menjadi gula kristal putih karna banyak mengandung kotoran.
Pada tahap pemurnian ini digunakan bahan pembantu pemurnian berupa gas belerang (SO2) dan dan air kapur (Ca(OH)2). Air kapur berfungsi utuk menjernihkan nira, sehingga diperoleh nira yang bersih. Sedangkan gas belerang berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotorang yang ada dalam nira. Sehingga setelah pemurnian akan diperoleh hasil berupa nira jernih dan endapan kotoran (blotong). Nira jernih akan masuk ketabung penampung nira dan siap diolah menjadi gula kristal putih, sedangkan blotong akan diolah kembali melalui saringan dan hasil saringan akan langsung masuk ke tabung penampung nira, selanjutnya blotong yang sudah tidak bisa diolah akan dijadikan pupuk organik tanaman tebu. 

-Penguapan

Stasiun penguapan (evaporasi) berfungsi untuk mengentalkan nira yang telah jernih dengan menguapkan sebagian air yang terkandung didalam nira encer sampai kandungan air 35%. Untuk proses penguapan ini sumber panas yang diguanakan bersumber dari uap bekas dari turbin uap.
Untuk memperoleh hasil penguapan yang baik diperlukan pengaturan dan pengamatan suhu yang baik pada stasiun penguapan ini. Pada satsiun ini terdapat empat evaporator, kepekatan nira akan bertambah pada evaporator keempat dan diiringi dengan kenaikan titik didih. Oleh karena itu tekanan dan titik didih perlu dikurangi untuk menghindari kerusakan sukrosa (gula). Maka selama proses penguapan temperature tiap evaporator akan berbeda, temperature akan semakin menurun dari evaporator 1 sampai 4. Temperature atau suhu evaporator dari evaporator 1 sampai 4 berturut-turut adalah 1100, 900, 700, 600 C.
-Masakan 
Setelah dikentalkan nira akan masuk stasiun pemasakan. Fungsi dari stasiun pemasakan adalah untuk mengkristalkan gula. Nira kental yang masuk ke stasiun pemasakan dengan kandungan air 35%, kelebihan kandungan air ini akan diuapkan lagi pada proses pengkristalan pada pan kristalisasi.
            Proses kristalisasi ini berlangsung dalam kondisi vakum (65 cm Hg) sehingga:
a.       Titik didih nira dapat ditekan seminimal mugkin pada suhu 60-650C
b.      Pemakaian uap sebagai pemanas dapat seminimal mungkin
c.       Waktu masak lebih singkat
Pada dasarnya proses kristalisasi merupakan kelanjutan dari proses penguapan, agar gula kental mencapai titik jenuh dan membentuk kristal. Tujuan utama pembentukan kristal ini adalah untuk membuat produk gula kristal yang mmudah dikeringkan sehingga memudahkan  dalam hal penyimpanan.
Pada proses pengkristalisasi ini kemurnian dari produk gula kristal putih  tergantung dari kemurnian induknya. Selama proses pertumbuhan kristal molekul sukrosa mengadakan penggabungan sedemikian juga molekul bukan gula yang disebut kristal palsu.
-Putaran dan Pengeringan

Tujuan utama stasiun putaran  dan pengeringan adalah memisahkan kristal gula dari larutan induk. Stasiun ini berkerja berdasarkan gaya sentrifugal yang dihasilkan saat putaran, maka dari alat ini cairan kental akan terlempar, sedangkan kristal akan tertinggal pada saringan. Pada proses ini masih diikuti dengan penyiraman air (water washing) dan penyemprotan uap (steam washing) dan larutannya akan menerobos keluar melalui rongga saringan.
Setelah dari stasiun putaran kristal gula yang masih lembab diangkut dengan menggunakan belt conveyor melewati alat pengering berupa drayer, sehingga gula kristal berbentuk butiran kering sperti pasir dan siap masuk ke proses pengemasan.